Mengubah Hari Buruk Menjadi Hari-Hari Yang Lebih Baik

Home » Article » Mengubah Hari Buruk Menjadi Hari-Hari Yang Lebih Baik

Category:

Hari buruk dan suram pasti pernah dialami oleh setiap orang.

Setiap orang, tanpa terkecuali.

Yang membedakan antara satu orang dengan yang lain biasanya terletak pada seberapa sering kita mengalaminya, dan seberapa parah keterpurukan suasana hati kita.

Banyak orang yang tertatih-tatih dalam menghadapi suasana hati yang terpuruk, tidak pernah menceritakannya kepada siapapun. Berusaha untuk menutupinya, mengesampingkan suasana hati yang sedang dirasakan, tersenyum pada semua orang yang tepat, meskipun merasa sedikit hampa.

Banyak juga yang merasa seakan-akan telah melakukan kesalahan. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang tampak selalu sukses dalam berbagai hal, yang selalu tersenyum, dan tampak selalu penuh dengan semangat.

Ditambah lagi, ketika suasana hati kita sedang tidak baik-baik saja, kita cenderung terdorong untuk melakukan sesuatu yang justru membuat suasana hati kita menjadi semakin parah. Kita terdorong untuk melakukan sesuatu yang membuat diri kita sendiri merasa nyaman, dan ingin cepat-cepat mengalihkan ataupun menghilangkan segala perasaan yang tak ingin kita rasakan.

hari buruk dan suram

Karena itu, banyak orang menggunakan berbagai cara instan untuk menghilangkan segala perasaan suram yang sama sekali tak ingin dirasakan. Mulai dengan menggunakan obat-obatan, makan lebih banyak, scrolling sosial media, bermain game, dan masih banyak lagi. Semua cara tersebut terasa menarik, karena berhasil – dalam jangka pendek.

Tapi ketika kita menutup semua aplikasi, tak ada pengalihan, tak ada hiburan, dan hanya berhadapan dengan pikiran ataupun perasaan kita sendiri – perasaan yang sejak awal ingin kita hilangkan pada akhirnya akan muncul kembali dan kita rasakan – lagi.

Selain itu, ketika kita merasa sedih, menyendiri nampak sebagai sebuah pilihan yang seringkali ingin kita lakukan. Tidak melakukan hal-hal yang biasanya kita sukai. Merenung secara terus-menerus. Hingga pada akhirnya, berujung dengan memperparah keadaan serta memperpanjang intensitas kesedihan.

Dan hanya perlu ada satu hal yang salah dalam satu hari, lalu kita akan cenderung menganggap semua hal adalah salah sepanjang hari. Menggeneralisasi pikiran secara berlebihan. Terperangkap dalam bias pemikiran diri kita sendiri. Sampai pada akhirnya kita terjebak dalam sebuah lingkaran setan, yang sulit untuk kita kenali dan atasi.

Hari Buruk: Hubungan Antara Pikiran Dan Perasaan

Hubungan antara pikiran dan perasaan sejatinya berlangsung dalam dua arah. Pikiran kita memengaruhi perasaan kita, tapi apa yang kita rasakan juga memengaruhi pola pikir kita.

Banyak pesan-pesan bersliweran yang seringkali mengajak kita untuk “berpikir positif” ketika sedang menghadapi sebuah masalah. Namun ketika kita sedang menghadapi kesulitan yang luar biasa, memunculkan pikiran positif di saat-saat sulit seringkali tidak banyak membantu.

Hal tersebut kemungkinan malah justru akan menambahkan sikap mengecam diri sendiri dalam kekalutan pikiran, membuat kita merasa tak berdaya karena tidak dapat mewujudkan ajakan untuk “berpikir positif” yang seringkali digaungkan. Dan mulai untuk mencaci-maki diri sendiri, seolah-olah kita telah gagal.

Cara Untuk Mengubah Hari Buruk Menjadi Lebih Baik

Terdapat banyak sekali faktor yang dapat membuat suasana hati kita menjadi terpuruk. Entah itu dari lingkungan eksternal ataupun internal diri kita sendiri. Tapi kabar baiknya, kita memiliki kekuatan untuk memengaruhi emosi kita, kita memiliki cara untuk mengubah hari-hari buruk menjadi hari-hari yang lebih baik, dan kita – tidak selemah yang kita duga.

Ketika kita mengalami hari-hari yang suram, seringkali kita melewatkan peluang untuk memikirkan beberapa hal secara lebih logis, menimbang semua sisi argumen, dan menghasilkan penilaian yang tepat. Karena itu pula, seringkali kita terjebak dalam penalaran emosional yang berujung pada menjebak diri sendiri.

Memang, kita tidak dapat mengendalikan pikiran-pikiran yang muncul dalam benak kita ketika sedang menghadapi hari-hari yang suram. Namun, kita memiliki kekuatan untuk menyikapi setiap pemikiran yang muncul dalam benak diri kita sendiri. Kemampuan untuk memikirkan apa yang sedang kita pikirkan. Atau sering disebut dengan istilah Metakognisi.

metakognisi

Metakognisi adalah proses menjauh dari pikiran, dan mendapatkan jarak yang cukup untuk memungkinkan kita melihat pikiran itu apa adanya. Lalu dari sini, kita dapat mengetahui pikiran mana yang muncul dalam benak kita, dan mengamati bagaimana pengaruhnya dalam perasaan serta perilaku kita.

Dan karena kita dapat mengamati pikiran yang sedang muncul, kita dapat memilih cara untuk menyikapinya, dan bukan justru membiarkan diri kita dikendalikan olehnya.

Memang, sikap ini tidak akan secara langsung menghilangkan suasana hati kita yang sedang kacau atau mengubah masalah yang sedang kita hadapi. Namun, sikap ini dapat mengasah kesadaran kita tentang detail pengalaman dan pikiran, sehingga kita lebih dapat memilih reaksi atas pikiran kita dengan hati-hati.

Hubungan Antar Manusia

Hubungan yang tidak baik dapat berdampak buruk pada suasana hati dan keadaan emosional kita. Begitu juga sebaliknya. Memburuknya suasana hati dapat merusak hubungan kita, dan bisa membuat kita merasa terkucil serta memicu rasa kesepian yang mendalam.

Saat suasana hati kita sedang terpuruk, membayangkan bahwa kita harus menemui orang lain bisa sangat terasa melelahkan dan membebani.

Kita cenderung untuk menarik diri, bersembunyi, tidak ingin bertemu dengan siapa pun sampai kita merasa lebih baik.

Banyak orang yang tidak pernah memberitahu siapa pun ketika sedang menghadapi sebuah masalah, mereka sangat yakin jika menampilkan diri pada saat mereka sedang tidak dalam kondisi yang terbaik akan membuat mereka menjadi beban bagi orang lain dan sekitar.

Namun, seringkali yang terjadi adalah sebaliknya. Dukungan sosial memiliki efek positif, baik bagi orang yang menerima dukungan itu, maupun yang memberikannya.

Menghabiskan waktu dengan orang lain tidak berarti kita harus membicarakan perasaan kita. Bahkan, kita bisa hanya dengan duduk diam atau dengan membicarakan hal-hal yang membuat kita merasa nyaman.

Suasana hati yang terpuruk dan depresi dapat membuat kita merasa tidak nyaman dan cemas ketika berada di dekat orang lain. Kita cenderung merasa khawatir bagaimana tanggapan orang lain tentang diri kita. Namun, terlepas dari semua pemikiran yang membuat kita tidak ingin berhubungan dengan orang lain, pada akhirnya semakin banyak waktu yang kita luangkan untuk berhubungan dengan orang lain, makin cepat pula kesehatan mental kita akan membaik.

Rutinitas dan Istirahat

Ketika perasaan kita sedang kacau, biasanya rutinitas yang sering kita lakukan sehari-hari akan terabaikan. Kita mungkin terjaga semalaman mencari berbagai pengalihan, karena ingin memblokir semua pikiran serta perasaan yang sedang kita rasakan. Akubatnya, waktu istirahat serta jam tidur pun menjadi terganggu.

Sedangkan hubungan antara tidur dan kesehatan mental berlaku dalam dua arah.

Ketika kesehatan mental kita menurun karena stres, suasana hati yang terpuruk, atau karena kita cemas akan sesuatu, ada kalanya tidur kita juga akan terganggu. Tapi, mana pun yang terlebih dulu kita alami, dapat dipastikan jika kita kurang tidur dan beristirahat, suasana hati kita semakin lama juga akan semakin terpuruk, dan lama-kelamaan akan pudar pula keyakinan kita akan mampu untuk bangkit kembali.

Dan apabila kita tidak memiliki waktu tidur yang cukup, segala hal dapat dipastikan akan menjadi jauh lebih berat dan lebih sulit pada esok hari. Hal tersebut juga biasanya diiringi dengan hilangnya nafsu makan, tubuh yang terasa lemas, dan dampak dari rutinitas kita yang telah berubah pun akan jauh lebih terasa.

rutinitas dan istirahat

Meskipun demikian, ketika kita sadar jika keseimbangan kita telah terganggu, menyeimbangkannya kembali adalah langkah besar ke arah yang benar.

Menambah waktu tidur serta membenahi rutinias merupakan salah satu aspek yang sering diremehkan, namun penting untuk dapat menjaga ataupun memperbaiki masalah kesehatan mental kita. Dan kita, dapat memulainya dengan sesuatu yang menyenangkan, bermakna, atau mengasyikkan, sehingga kita dapat merasa lebih antusias ketika menjalaninya.

Kesimpulan

Ketika suasana hati kita sedang terpuruk, memang seringkali kita tergoda untuk melakukan berbagai hal yang justru malah mendorong kita untuk terjebak dan tenggelam dalam kekalutan.

Hidup juga akan tetap memberikan kita kesulitan, kemalangan, serta kehilangan, dan itu akan selalu tercermin dalam kesehatan mental dan fisik kita. Namun, kita perlu untuk mengingat bahwa suasana hati yang kita rasakan tidaklah tetap, dan tidak menunjukkan siapa diri kita.

Melakukan perubahan positif untuk mengatasi masalah kesehatan mental memang sama sekali tak mudah layaknya berbicara. Namun, ketika kita sedang mengalami masalah dan ingin bangkit dari suasana hati yang sedang terpuruk, salah satu hal paling bermanfaat yang dapat kita lakukan adalah berenang melawan arus kuat yang terus mendorong kita. Melakukan sesuatu yang positif, betapapun kecilnya, mengambil langkah sehat ke arah yang ingin kita tuju.

Pembahasan kali ini bukanlah sebuah kunci untuk kehidupan tanpa masalah. Namun saya harap, artikel kali ini dapat menjadi sebuah alat bantu bagi banyak orang untuk dapat menemukan jalan.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih, dan semoga pembahasan kali ini dapat membantu.

Regards,

AL

Baca Juga: