Barangkali, diantara Anda para pembaca sudah pernah ataupun sedang menghadapi ketidakpastian dalam hidup dengan berbagai hal yang Anda hadapi. Entah dalam hubungan, pekerjaan, karir, pendidikan, masa depan, ataupun dalam berbagai hal yang lainnya.
Dan biasanya, akan ada dua jenis pemikiran yang dapat muncul dalam situasi semacam itu.
- Pertama – Merasa bodo amat
- Kedua – Merasa cemas, tertekan, ataupun stress
Tapi pemikiran apapun yang muncul, itu semua sesuai dengan topik dalam artikel kali ini, yaitu mengenai “Ketidakpastian”.
Dan bagi Anda yang sedang merasa digantungin dalam sebuah hubungan bersama pasangan, ataupun sedang berada dalam fase khawatir akan masa depan Anda, barangkali artikel ini adalah artikel yang tepat untuk Anda baca.
Mari kita mulai.
Sebuah “kekhawatiran akan sesuatu yang tidak pasti” adalah suatu perasaan yang dapat dikatakan sangat manusiawi. Anda, saya, serta semua orang pasti pernah mengalaminya.
Selain itu, mungkin sudah kelewat sering kita mendengar ataupun membaca kalimat-kalimat “bijak” yang bersliweran di sosial media kita, yang bunyinya kurang lebih seperti:
“Jika kamu ingin hidupmu lebih tenang, maka jangan mencari tahu berbagai hal yang tidak kamu tahu”
Tapi … seringkali kita justru berpikir seperti:
“Hidup akan menjadi lebih tenang ketika kita mendapatkan sebuah kepastian”
But …
Letak permasalahannya disini adalah –
“Hal-hal yang tidak kita ketahui, adalah hal-hal yang tidak pasti”
Kita tidak tahu apa yang akan kita raih dalam beberapa tahun kedepan.
Kita tidak tahu apa isi pikiran orang lain.
Kita tidak tahu bagaimana orang lain akan merespon.
Kita tidak tahu bagaimana nasib kita dalam beberapa bulan kedepan.
Dan masih banyak lagi ketidaktahuan kita yang lain akan berbagai hal.
Dan…
Dapat kita lihat, jika statement pertama dan kedua merupakan dua jenis statement berbeda yang saling berlawanan, yakni antara:
Mencari tahu – atau – tidak mencari tahu sama sekali
Atau dengan kata lain: Mencari sebuah kepastian atau tidak
Antara dua statement tersebut – barangkali Anda masih memiliki sebuah kebingungan mengenai statement mana yang paling benar, statement mana yang seharusnya diambil dan disingkirkan, dan statement mana yang sekiranya terbaik.
Oleh karena itu, jika Anda masih merasa bingung tentang keputusan apa yang harus Anda ambil, silakan simak sampai selesai 🙂
Lanjut.
Ok, memang dua statement tersebut memiliki bobot yang sama, serta sama-sama berguna untuk diterapkan dalam berbagai macam kondisi berbeda.
Tapi ada yang lebih penting dari hal tersebut, dan untungnya Anda akan menemukannya dalam artikel kali ini!
Mari kita mulai dari berbagai hal yang paling simpel.
Berbagai Hal yang Pasti
Terdapat berbagai macam hal di dunia ini yang dapat dikatakan adalah pasti.
Seperti kehidupan, perubahan, kematian, atau berbagai hal lain yang sering juga disebut dengan kata “Takdir”.
Namun, “ketidakpastian” juga merupakan hal yang pasti.
Anda sadari ataupun tidak, sebenarnya banyak sekali bentuk dari ketidakpastian yang seringkali kita alami dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh – mari kita bayangkan jika kita hidup pada zaman kakek nenek buyut kita.
Zaman dimana belum ada internet, smartphone, dan media sosial. Zaman dimana TV masih merupakan sebuah barang mewah yang langka, serta jarang dijumpai ataupun dimiliki oleh perorangan.
Dapat kita lihat, jika kita mengacu pada keterbatasan media informasi pada waktu itu, dapat kita simpulkan bahwa orang-orang pada zaman dulu memiliki banyak sekali keterbatasan akses informasi. Tapi dengan adanya keterbatasan sarana informasi yang ada, bukan berarti mereka sama sekali buta terhadap berbagai pemberitaan yang ada.
Orang-orang zaman dulu akan mendapatkan atau mencari informasi biasanya melalui obrolan (gosip), radio, koran, dan TV (itupun tidak semua). Tapi, masyarakat dahulu dapat dikatakan memiliki pemikiran yang simpel meskipun tidak memiliki cukup banyak informasi. Atau dapat dikatakan – jika mereka tahu akan sesuatu, mereka akan cenderung yakin kalau informasi yang mereka dapatkan adalah benar.
Begitu juga sebaliknya, jika mereka tidak tahu akan banyak hal karena minimnya sarana informasi, mereka cenderung bersikap cuek. Malah mereka tidak akan repot-repot memusingkan info-info terbaru, berita-berita terbaru, tren-tren terbaru, berita mana yang benar dan yang salah, dan mereka juga tidak dipusingkan oleh berbagai informasi yang tidak mereka dapatkan.
Mereka akan melakukan pekerjaan dan kegiatan mereka sehari-hari tanpa perlu merasa overthinking.

Itu dahulu … Bagaimana kalau sekarang?
Paradoks Kepastian
Saat ini, semuanya ada.
TV dimana-mana, laptop dan komputer merajalela, smartphone selalu ditangan kita, apalagi ditambah dengan adanya internet dan sosial media. Dapat juga dikatakan bahwa secara otomatis hal tersebut akan membuat kita menjadi sangat dipermudah untuk mencari segala informasi dari belahan dunia akhirat manapun.
Tapi dengan membludaknya informasi yang dapat diakses, justru secara paradoks hal tersebut malah menimbulkan banyak sekali kebingungan dalam masyarakat kita.
Seperti tentang informasi mana yang benar dan informasi mana yang salah. Mana yang relevan, mana yang tidak. Mana yang hoaks, dan mana yang bukan.
Contoh simpelnya,-
Dulu, banyak orang mengklaim bahwa kuah dari mie instan adalah bahaya bagi tubuh. Banyak yang mengklaim bahwa kuah dari mie instan mengandung zat lilin yang berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi.
Tapi kemudian muncul informasi baru, dimana banyak orang menyatakan bahwa kuah dari mie instan tidaklah mengandung zat lilin, dan yang membuat mie instan menjadi awet adalah proses pengeringan makanan yang dilakukan, dan bukan karena mengandung zat lilin seperti yang digembor-gemborkan.
Barangkali contoh yang saya sebutkan adalah contoh yang sudah familiar di telinga Anda.
Anda mau percaya yang manapun, itu semua terserah Anda.
Tapi Anda dapat mencoba untuk bertanya kepada teman-teman Anda, barangkali Anda akan mendapatkan berbagai macam pendapat berbeda dari satu orang dengan yang lain.

Selain itu, masih terdapat sebuah contoh lain yang menarik,-
Dulu, sempat diberitakan dimana-mana bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2012.
Berita tersebut sempat booming dan didasari oleh perhitungan dari kalender suku maya.
Apa yang akan terjadi sudah dapat ditebak.
Terdapat kehebohan dimana-mana, ada yang bilang salah, ada yang setuju, ada juga yang mengatakan bahwa ada kemungkinan hal tersebut bisa saja terjadi, dan masih banyak lagi pendapat-pendapat berbeda yang bersliweran di berbagai portal berita.
Tapi nyatanya, sampai sekarang kita umat manusia masih hidup – 2022 (ketika artikel ini publish).
Untung aja salah, dan ngga jadi kiamat. Ehe.
Kita dapat melihat dan coba membandingkan apa yang terjadi pada zaman dahulu dan sekarang.
Jika pada zaman dahulu, zaman dimana akses informasi masih minim, dapat kita lihat bahwa rata-rata masyarakat dahulu tidak terlalu memusingkan tentang segala informasi yang mereka dapatkan ataupun lewatkan. Mereka tetap berkegiatan seperti biasanya tanpa dibebani oleh apapun.
Tapi sekarang, karena informasi begitu mudah untuk diakses dan tidak terbendung, justru karena itulah – saat ini jauh lebih banyak kecemasan dimana-mana, perbedaan informasi dimana-mana, atau dengan kata lain – jauh lebih banyak bentuk ketidakpastian yang datang karena informasi yang begitu banyak.
Lalu, muncul sebuah pertanyaan besar mengenai banyaknya “ketidakpastian” yang ada, yakni:
Bagaimana cara kita menghadapi akan banyaknya ketidakpastian yang ada dalam hidup?
Jawaban dari pertanyaan tersebut dapat dibilang sangat sederhana.
Dan jawabannya adalah – “Just accept it”
Atau dengan kata lain “Terima saja”.

Menghadapi Ketidakpastian
Memang, jawaban yang muncul dari perkara sebuah “ketidakpastian” barangkali terdengar simpel dalam benak Anda.
Namun, simpel dan mudah merupakan dua hal yang berbeda. Dan saya tidak mengatakan bahwa ini akan mudah untuk dilakukan.
Selain itu, jika kita berbicara perihal “ketidakpastian” – memang, hal tersebut memiliki sangat banyak sekali bentuk berbeda yang harus kita hadapi dalam kehidupan kita masing-masing.
Tapi, jika kita ingin menjalani hidup dengan lebih tenang, pada dasarnya kita harus berteman dengan berbagai hal yang tidak kita ketahui di dunia ini. Lalu sadar serta menerima, bahwa berbagai hal yang tidak kita ketahui, dan berbagai hal yang tidak pasti atau “ketidakpastian” dalam hidup kita, juga merupakan sebuah bagian dari hidup itu sendiri.
“Toleransi terhadap ketidakpastian” merupakan sebuah skill yang penting untuk dibangun. Sebuah skill yang tidak diajarkan di sekolah manapun, tapi merupakan sebuah skill yang wajib untuk kita bangun dan kita asah supaya kita dapat menjalani hidup dengan lebih baik.
Terlebih daripada itu, ketimbang kita berfokus untuk mencari sebuah kepastian atau tidak, alangkah lebih baik jika kita berfokus terhadap berbagai hal yang dapat kita kerjakan ataupun kita kontrol.
Memang, dengan adanya “ketidakpastian” dalam hidup, hal tersebut akan cenderung menimbulkan berbagai bentuk masalah yang harus kita hadapi.
Namun, dengan adanya masalah dalam hidup – akan timbul juga sebuah solusi atas masalah tersebut, dan dengan adanya masalah serta solusi yang muncul – kita justru akan menjadi lebih berkembang, lebih dewasa, serta akan menjadi lebih kreatif dalam menghadapi berbagai masalah ataupun persoalan yang akan kita hadapi di waktu mendatang.
Dan itu merupakan hal yang baik.
Ditambah lagi, pada dasarnya semua orang tidak mengetahui apa yang sedang mereka kerjakan ataupun lakukan.
Setiap orang melakukan segala sesuatunya hanya berdasarkan apa yang menurut mereka “Benar atau Terbaik”. Termasuk Anda dan saya.
Pada dasarnya kita tidak mengetahui apakah pekerjaan kita saat ini adalah pekerjaan yang terbaik untuk kita, apakah jurusan kuliah yang kita ambil adalah jurusan terbaik untuk diri kita, apakah pasangan kita adalah pasangan terbaik untuk kita.
Kita tidak mengetahuinya.
Kita hanya merasa dan menjalani segala sesuatunya berdasarkan apa yang menurut kita Benar atau Terbaik.
Sama halnya jika Anda merasa bahwa dengan mencari sebuah kepastian merupakan hal yang Benar ataupun Terbaik bagi diri Anda sendiri, Anda akan berusaha melakukan sesuatu untuk itu.
Begitu juga sebaliknya, jika Anda merasa bahwa dengan tidak mencari tahu hal-hal yang tidak pasti merupakan hal yang Benar ataupun Terbaik bagi diri Anda sendiri, Anda juga pasti akan melakukan sesuatu untuk hal tersebut. Itu juga merupakan hak bagi setiap orang.
Kesimpulan
Memang, sejatinya kita butuh untuk merasa yakin akan beberapa hal adalah “pasti” dalam berbagai aspek kehidupan kita. Supaya kita merasa lebih aman, dan dapat mengetahui apa yang harus kita lakukan kedepannya.
Namun, hal tersebut tidak mengubah fakta – bahwa hanya karena kita merasa yakin akan sesuatu adalah “pasti”, itu tidak berarti hal yang kita yakini adalah “benar”.
Merasa bahwa sesuatu adalah “pasti atau benar”, tidak sama dengan sesuatu tersebut memanglah “pasti atau benar”.
“Knowing something is true and the feeling of knowing something is true are two different things, and one can occur without the other”
Kita hidup dimana akses serta sarana informasi begitu banyak dan tidak terbendung. Kita dapat mencari informasi apapun, kapanpun, bahkan dimanapun yang kita inginkan. Tapi hal tersebut juga merupakan salah satu penyebab dari banyaknya kebingungan, kecemasan, dan menyebabkan lebih banyak lagi ketidakpastian dalam masyarakat saat ini.
Oleh karena itu, toleransi atas ketidakpastian merupakan skill yang dibutuhkan agar kita dapat menjadi lebih berkembang, lebih tangguh, dan lebih dewasa daripada sebelumnya.
Sama halnya dengan tubuh yang melawan paparan kuman maupun virus, imunitas tubuh tidak akan dapat melawannya jika tidak pernah “belajar” untuk menghadapinya.
Dan lagi, dengan adanya ketidakpastian dalam hidup, hal tersebut secara bersamaan juga membawa sesuatu yang disebut dengan “peluang” di dalamnya. Peluang dimana kita dapat mewujudkan berbagai hal yang kita inginkan, peluang dimana kita dapat meraih sesuatu yang ingin kita raih, peluang menjadi seseorang yang lebih baik, dan peluang-peluang lain yang tersedia.
Itulah mengapa poin terpenting bukan semata-mata hanyalah tujuan ataupun apa yang ingin Anda capai, namun poin terpenting yang sering kita lewatkan adalah mengenai apa yang Anda lakukan, kerjakan, dan ketersediaan Anda untuk mengalami kegagalan (proses).
Karena kita tidak akan pernah berhasil dalam hal apapun – jika kita tidak bersedia untuk menerima sebuah kegagalan.
Karena itu, menjadi sangat penting untuk kita belajar memiliki toleransi akan ketidakpastian, ataupun toleransi atas rasa takut dari berbagai hal yang tidak kita ketahui. Itu semua agar kita dapat menjadi lebih kuat ketika menghadapi kecemasan dalam hidup, persoalan, dan berbagai kekhawatiran/problematika lainnya.
“not knowing” isn’t a dead end
You need to learn how to get good at feeling bad
Semoga bermanfaat.
Adios.